Pengenalan Lokasi Magang IDUKA UPTD. BPTPHBUN BALI
Program magang merupakan salah satu program yang ada dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan tujuan mahasiswa mendapatkan praktik secara langsung dilapangan yang sesuai dengan bidangnya dan secara sistematik dan teraarah dengan supervisi yang kompeten. Pada periode magang IDUKA Universitas Pendidikan Ganesha, saya atas nama Ida Isnawati dengan NIM 2113091016 dari prodi Biologi mendapat kesempatan magang di UPTD. BPTPHBUN BALI.
UPTD. Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, memiliki banyak fungsi beberapa diantaranya sebagai berikut:
- Melaksanakan pembinaan umum dan teknis dibidang tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
- Melaksanakan pengembangan metode, pengamatan, peramalan, pemetaan dan analisa dampak kerugian OPT dan fenomena iklim
- Melaksanakan pengembangan teknologi pengendalian OPT, pengembangan pestisida nabati dan agensia hayati serta menginformasikan keadaan serangan OPT dan fenomena iklim
- Kajian uji coba lapangan dan demplot pengendalian OPT
- Melaksanakan eksplorasi dan identifikasi serta inventarisasi OPT
- Melaksanakan uji terap dan desiminasi paket teknologi perlindungan tanaman
A. Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (Celuk)
Gambar 2. (a) Laboratorium Klinik Tanaman (b) Laboratorium Pengujian Produk Tanaman (c) Rumah Kaca (d) Kebun Uji Coba
UPTD. BPTPHBUN merupakan kantor pusat sekaligus laboratorium untuk identifikasi hama atau penyakit yang muncul pada tanaman para petani, UPTD. ini berdiri diatas lahan 8730 meter persegi dengan luas bangunan keseluruhan 3948 meter persegi, bertempat Jalan Raya Celuk Sukawati, Gianyar. Adapun jenis pengendalian yang dikembangkan adalah isolat Paenibacillus, Paenibacillus dalam bentuk cair serta identifikasi penyakit yang menyerang tanaman khususnya hortikultura dan terdapat beberapa laboratorium seperti klinik tanaman, laboratorium penguji produk tanaman, setelah identifikasi dan diketahui masalahnya atau penyakit dari tanaman maka akan dicari solusinya salah satunya dengan biokontrol seperti jamur dan bakteri Paenibacillus. dan di uji cobakan pada kebun yang di kelola langsung oleh pegawai UPTD. BPTPHBUN. Selain itu terdapat serangkaian kegiatan sosialisasi dan praktik cara membuat agen pengendalian hayati dengan para petani yang bertujuan agar para petani dapat menambah pengalaman dalam pertanian dan dapat mengatasi masalah di perkebunannya secara mandiri tanpa harus bergantung pada pupuk atau pengendalian yang berbahan kimia. Sebab hal tersebut akan berdampak langsung dengan hama yang mudah resisten terhadap fungisida, merusak lingkungan sekitar, hasil panen yang menurun, melunjaknya harga dipasaran karena terbatasnya pasokan yang ada. Oleh karena itu penting bagi para petani mengetahui agen pengendali hayati yang ramah lingkungan, terjangkau bahkan biasanya dapat menggunakan sisa- sisa makanan manusia (Limbah dapur).
B. Laboratorium Utama Pengendali Hayati (Bedulu)
Gambar 3. Laboratorium Utama Pengendali Hayati (Bedulu) nampak depan
Laboratorium Utama Pengendali Hayati (LUPH) ini dibawah nauangan UPTD. BPTPHBUN Bali, berdiri di luas lahan 51446 meter persegi dengan luas bangunan 543,25 meter persegi, bertempat di Banjar Mas, Desa Bedulu, Kec. Blahbatuh, Kab. Gianyar. Pada LUPH ini bertugas dalam bidang perbanyakan isolat, stater Beuvariana Basiana dan Metarhizium anisopliae yang dilakukan di laboratorium yang berbeda dengan menggunakan Standar Operacional Prosedur (SOP) dengan ketat dan dilakukan sterilisasi ruangan sebelum digunakan. Perbanyakan Beuvariana Basiana dan Metarhizium anisopliae menggunakan media beras, hal ini karena penggunaan beras dapat menyatu dan melekat dengan mudah dibandingkan pada media stater lainnya seperti dedak jagung yang dikenal daya serapnya kurang baik sehingga kebanyakan spora tidak mudah melekat dengan stater. Pengembangan Metarhizium anisopliae sendiri baru dikembangkan sudah satu tahun ini dan sekarang sudah mulai berkembang dengan baik.
Gambar 4. (a) Laboratorium Eksplorasi dan produksi Beuvariana Basiana, (b) Laboratorium Penyimpanan APH dan produksi Metarhizium anisopliae (c) Tempat pengembangan BSF
Pengembangan dan perbanyakan Black Soldier Fly (BSF) dilakukan di dalam rumah kaca yang dikelola langsung oleh pegawai LUPH Bedulu, dari larva hingga menjadi BSF dewasa yang siap di kawinkan dan akan menghasilkan telur begitu seterusnya. BSF sendiri bertugas sebagai pengurai bahan makanan sisa dari manusia ataupun hewan sehingga keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan dalam mengurangi limbah organik.
C. Laboratorium Perlindungan Tanaman Perkebunan (Biaung)
Gambar 5. Laboratorium Perlindungan Tanaman Perkebunan (Biaung) nampak depan
Laboratorium Perlindungan Tanaman Perkebunan (LPTP) Biaung terletak di jalan Tegal Harum, Gang Sakura, Biaung dengan lahan yang dikelola oleh BPKAD. LPTP Biaung merupakan sama dengan LPTP Bedulu yang berada dibawah naungan UPTD. BPTPHBUN BALI, namun yang menjadi pembeda adalah LPTP Biaung bertugas khusus memproduksi isolat, stater, dan Metabolit Sekunder (MS) Trichoderma sp. yaitu Trichoderma harzianum, Trichoderma viride, dan Trichoderma reesei. Umumnya Trichoderma sp. yang banyak di eksplorasi adalah dari tanah cabai tanaman yang paling sehat. Media stater yang digunakan dari beras dan jagung, namun stater yang umum digunakan adalah beras. Trichoderma sp. termasuk jenis jamur antagonis bagi jamur lainnya yang bersifat patogen. Aktivitas antagonis yang dimaksud yaitu persaingan, parasitisme, predasi. LPTP ini juga memiliki kebun terong, tomat, dan cabai yang dikelola langsung oleh para pegawai, dengan mengusung pertanian yang organik pada kebun ini tidak diberikan pupuk atau pengendali hama dengan bahan kimia, namun menggunakan POC dalam menyuburkan tanaman dan dilakukan monitoring berkala agar gulma disekitaran tanaman tidak mengganggu tanaman yang ditanam.
Gambar 6. Laboratorium Produksi Trichoderma sp. dan Laboratorium Penyimpanan Isolat Trichoderma sp.



.jpeg)


Comments
Post a Comment