Pembuatan Ekstrak Kentang Gula (EKG) dengan Campuran Bakteri Peanibacillus

    Pengendalian hama penyakit tanaman kebanyakan dilakukan petani dengan cara penyemprotan pestisida guna menanggulangi permasalahan interval yang terus menjadi pendek serta dosis yang terus meningkat dalam pemberian pestisida menimbulkan permasalahan OPT menjadi tidak mudah untuk dikendalikan seperti petani padi dan hortikultura lainnya. Pengendalian Hama Penyakit Tumbuhan (HPT) secara baik serta ramah lingkungan yaitu pertanian dengan menggunakan agens hayati guna mengendalikan hama penyakit. Salah satu agens hayati yang dapat dimanfaatkan adalah bakteri Paenibacillus. 

    Bakteri Paenibacillus spmerupakan bakteri berbentuk batang, gram positif, motil, anaerobik fakultatif. Bakteri Paenibacillus sp. memiliki peran sebagai agen hayati, peran yang dimiliki tersebut karena kemampuan Paenibacillus dalam menghasilkan senyawa beracun bagi bakteri patogen tanaman. Strain Paenibacillus yang berasosiasi dengan spesies tanaman telah digunakan secara efektif dalam mengontrol fungi dan bakteri patogen tanaman. Paenibacillus sp. mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan menekan serangan beberapa penyakit tanaman diantaranya penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo)., penyakit yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia oryzae penyebab penyakit blas. Oleh karena itu perlunya mengetahui cara mengembangkan dan memperbanyak bakteri Paenibacillus ini mengingat manfaatnya pada tanaman. 
        
      Salah satu cara perbanyakannya adalah dengan menggunakan media EKG (Ekstrak Kentang Gula) yang nantinya akan dicampurkan dengan isolat Paenibacillus sp. Pembuatan EKG (Ekstrak Kentang Gula) memerlukan bahan seperti air rebusan yang digunakan sebagai media dicampur dengan gula pasir dengan takaran setiap 1 liter air membutuhkan 300 gram kentang dan 15 gram gula pasir. Adapun langkah- langkah dalam pembuatannya sebagai berikut. 

  • Mengkupas kentang, cuci hingga bersih 
  • Memotong kentang yang sudah dikupas dengan ukuran 2 cm dan merebus sampai kentang lunak 
  • Menyaring air rebusan kentang yang berada dalam panci 
  • Membiarkan ekstrak kentang hingga dingin, setelah dingin campurkan dan larutkan gula pasir 
  • Ekstrak kentang untuk pembiakan bakteri Paenibacillus cair sudah siap. 
  • Selanjutnya merakit alat yang akan digunakan dalam fermentasi selama 2 minggu yaitu, memasang alat- alat secara berurut dan dihubungkan dengan selang mulai dari air pump, botol, jirigen air steril dan botol. Menghindari adanya udara masuk. Selang masuk udara harus menyentuh dasar botol sedangkan selang buangan udara hanya sedikit saja masuk dalam botol. Selang tidak sampai terhimpit dan rapat ataupun tersumbat agar sambungan selang dengan botol rapat menggunakan selotip
  • Mengisi botol pertama dengan larutan PK kira- kira 3/4 tinggi botol (1 ujung sendok teh PK larutkan dalam satu liter air) 
  • Mengisi botol kedua dengan glasswol 
  • Mengisi jirigen dengan air yang sebelumnya telah di sterilkan, kemudian dinginkan, setelah dingin campurkan dengan ekstrak kentang
  • Menyiapkan isolat bakteri Paenibacillus, kemudian inokulasi dengan pada ekstrak kentang

  • Mengisi botol terakhir dengan air bersih 

  • Menghubungkan air pump dengan stop kontak
  • Membiarkan beberapa saat sampai ujung selang pada toples yang berisi air bersih mengeluarkan gelembung. Jika ujung selang tersebut belum mengeluarkan gelembung udara berarti masih ada sambungan yang bocor 
  • Selanjutnya fermentasi hingga 2 minggu agar proses pembiakan sempurna, kemudian dapat digunakan dengan dosis yaitu 5 ml untuk 1 liter. 

Comments

Popular posts from this blog

Pembuatan Jadam Sulfur dan Manfaatnya

Eksplorasi, Menghitung Kerapatan Spora, Pembuatan Isolat, Starter Trichoderma sp. Sebagai Kegiatan Perbanyakan Trichoderma sp.

Pengenalan Lokasi Magang IDUKA UPTD. BPTPHBUN BALI